Posting kali ini bukan bermaksud untuk
membandingkan ibu bekerja dan ibu rumah tangga yah. Nope! Wang saya juga 8 tahun kerja as
corporate workers.. Tapi kali ini hanya ingin share beberapa tips yang sudah
saya jalani sendiri untuk mengatasi kegalauan saat resign atau mau resign.
Terutama untuk yang sudah ada niat untuk resign, semoga posting-an ini
membantu!
Dari hasil ngobrol dan juga sempat merasakan sendiri kegalauan
ini terjadi mayoritas karena takut BOSAN
(red: karena terbiasa beraktifitas) , takut
GAK BEBAS (red : krn terbiasa punya uang sendiri dan belanja tanpa perlu
izin suami. hihi), takut DIOMONGIN
(red: biasanya justru sama keluarga sendiri nih), dan takut KURANG uang (red: transisi dari double income menjadi single
income family).
Oleh karena itu menurut saya RESIGN harus direncanakan dengan
matang. Persiapan financial penting namun mental juga tidak kalah penting.
Dengan mental yang siap menurut saya financial bisa mengikuti tapi tidak
sebaliknya. Keputusan resign harusnya tujuannya agar kita lebih happy, jadi
jangan sampai justru malah stress yah!
Ini penting sebagai jangkar ketika galau menghadapi. Selain itu
mengevaluasi alasan untuk resign juga dapat membantu menjawab apakah keputusan
resign ini adalah yang keputusan yang tepat atau tidak. Jangan sampai keputusan
resign hanya karena emosi sesaat misalnya, karena konflik dengan teman kerja. Jika
alasan sangat kuat, kita akan lebih susah untuk menyesalinya karena otomatis
kita akan menganggap resign sebagai jalan keluar terbaik untuk masalah kita.
2. KANTONGI RESTU KELUARGA
Percaya deh, dukungan keluarga penting. Restu suami itu pasti yang utama.
Tapi.. dukungan ibu,bapak, kakak, adik dan mertua akan memudahkan proses ini.
Seperti di keluarga saya yang cukup konvensional dan menganggap bekerja di
perusahaan itu yang terbaik, keputusan resign saya sempat menimbulkan kontra. Keinginan saya
untuk memulai bisnis pun menimbulkan kekhawatiran. Kalau ini berlanjut, sudah dipastikan
setelah resign hal ini bisa menjadi bibit stress. Apalagi ketika masalah datang,
gak mau kan dengar.. “tuh kan dibilangin juga apaa tidak usah resign.. “
Saya sendiri mulai member info untuk resign jauuuuh jauhhh hari. Satu
tahun sebelumnya! Ini penting agar mereka tahu bahwa keputusan resign bukan Karen emosi dan
sudah melalui pertimbangan matang.
Bilangnya pun pelan-pelan, dan selalu saya sisipin di setiap ada kesempatan. Suami juga saya libatkan untuk berbicara kepada mertua.
Selain itu saya juga menunjukan persiapan untuk resign yang matang. Saya komunikasikan juga bahwa segalanya telah direncanakan baik seperti dana pendidikan, asuransi kesehatan, dan rencanan usaha saya. Alhamdulillah, akhirnya mereka justru mendukung rencana saya!
3. RENCANAKAN POST RESIGN ACTIVITY
Setelah resign mau ngapain?
Mengurus anak FULL time? Nyambi dengan onlineshop? Freelance ? semuanya sah! Yang penting coba direncanakan apa yang akan
dilakukan pasca resign. Membuat perkiraan aktifitas harian juga membantu.
Kenapa? Karena untuk yang sudah biasa bekerja mungkin akan mengalami jat lag loh. 2 minggu pertama resign
mungkin menyenangkan, tapi tanpa perencanaan yang jelas kamu bisa bosan
setengah mati setelahnya.
Untuk yang mau memulai bisnis, coba rencanakan bisnis apa, milestone
bisnis nya akan seperti apa, apa yang perlu disiapkan, dll. Untuk full time
mom, nanti kira-kira dalam satu hari akan menghabiskan waktu untuk apa saja? Masak?
Sensory Play? Antar les?
Coba bayangkan dan rencanankan yah! Semakin detail persiapannya semakin
baik.
4. COBA JALANI KEHIDUPAN SETELAH RESIGN
Nah, ini juga yang saya lakukan. Coba jalankan rencana pasca resign. Ini
untuk memberikan bayangan kepada diri sendiri. Selain itu mental juga akan
lebih siap karena kita sudah tahu kira-kira apa tantangannya nanti. Saya
sendiri mencoba mulai bisnis sambil kerja, selain itu saya juga coba cuti
khusus untuk mencoba rencana aktifitas yang saya buat pasca resign. Hal ini sangat membantu untuk mengatasi kaget pasca resign!
5. RENCANAKAN PENYUSUAIAN CASH FLOW
Setelah persiapan mental sudah disiapkan, persiapan financial juga harus
direncanakan.
Terutama untuk yang banting setir seperti saya memulai usaha atau jadi
full time mom ini sangat penting. Karena pasti ada masa transisi penyesuaian
pemasukan keluarga. Saat seperti ini bisa menjadi berat namun bisa di
minimalisir dengan membuat rencana penyesuaian cash flow pemasukan dan
pengeluran keluarga pasca resign.
6. SIAPKAN DANA CADANGAN
Terutama
misalnya untuk hal diluar kebutuhan keluarga, seperti ibu kita sakit, terkadang
sungkan meminta kepada suami apalagi ketika bekerja kita memiliki kebebasan
untuk menggunakan uang kita. Besarnya dana cadangan disesuaikan kebutuhan
masing-masing, setidaknya 3x pengeluaran bulanan. Selain itu cek juga asuransi
kesehatan terutama jika kesehatan tidak di cover dari pihak suami.
Oke itu
dia 6 tips dari saya untuk mengatasi kegalauan dan stress pasca resign!
Semua
berdasarkan pengalaman pribadi, semoga ada yang berguna yah ibu-ibu!
In the
end, keputusan resign atau tetap bekerja.. semua ibu tetap keren dimata saya!